Guru adalah sosok yang sangat saya kagumi sejak kecil. Namun, tak pernah terbersit sedikit pun bahwa saya akan menjadi salah satu bagian dari mereka. Sejak kecil, saya memang sangat senang berbagi pengetahuan dengan teman, sering juga memerankan seorang guru saat bermain dengan teman. Akan tetapi, dulu saya berfikir bahwa seorang guru harus mempunyai kemampuan yang lebih dari orang lain.
Seorang guru pun harus bisa bertanggungjawab untuk bisa mendidik siswa – siswanya dengan baik. Karena alasan – alasan tersebut, saya merasaa bahwa saya tidak mampu dan tidak siap untuk menjadi seorang guru. Kisah perjalanan saya menjadi seorang guru cukup menarik karena harus mengalami berbagai masalah yang memberikan banyak pelajaran berharga bagi saya.
Bagi saya menjadi seorang guru bukan hanya sekedar Profesi saja, namun juga panggilan hati. Tugas seorang Guru tidak hanya sekedar mengajar namun kita juga bisa menjadikan peserta didik kita seorang teman.
Saat ini saya adalah guru Sejarah Kebudayaan Islam di MAN Salatiga. Alhamdulillah saya diberikan kesempatan untuk menjadi guru di MAN Salatiga kurang lebih selama 5 tahun. Dalam kurun waktu yang singkat tersebut sudah banyak sekali pengalaman yang saya dapatkan. Menjadi guru sejarah kebudayaan Islam adalah hal yang sangat menarik. Kami harus mengemas Pembelajaran sejarah yang sering dianggap pembelajaran yang kurang menyenangkan, seringkali membuat peserta didik mengantuk, bahkan membosankan.
Dalam pembelajaran kami dituntut untuk professional dalam mengembangkan dan menyampaikan ilmu yang dimiliki kepada peserta didik dengan segala keterbatasan sarana dan situasi yang dihadapi di dalam kelas. Kami dituntut untuk bekerja dengan kualitas yang baik yang dilandasi dengan rasa pengabdian, kecintaan terhadap profesi, kebiasaan melakukan refleksi diri, hingga semangat untuk terus belajar sepanjang hayat.
Menjadi seorang guru adalah hal yang paling aku syukuri, bisa bertemu dengan murid yang beragam adalah hal yang sangat menyenangkan. Mereka berasal dari latar belakang yang beragam. Kaberagaman itulah yang membuat peserta didik terlihat sangat menyenangkan bahkan menantang ketika berada dalam sebuah kelas.
Saya merasa senang saat menjalani profesi sebagai guru apalagi pada saat mengajar bertatap muka dengan siswa siswi. Segala beban yang ada di pikiran saya seolah hilang seketika ketika saya bertemu dengan siswa – siswi saya. Walaupun mereka terkadang membuat saya merasa kesal dan jengkel, namun mereka semua sangat menyayangi saya dan selalu membuat saya bahagia.
Saya pun sangat menyayangi mereka. Menjadi guru memang tidaklah mudah, namun jika dijalani dengan penuh keikhlasan semua kelelahan tidak pernah terasa. Semua kelelahan yang saya rasakan tergantikan dengan rasa kebehagiaan dan kebanggaan. Saya selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi siswa – siswi saya. Walaupun apa yang saya lakukan belum maksimal, tapi saya berharap semoga apa yang sudah saya berikan kepada siswa – siswi saya dapat bermanfaat dan berguna bagi mereka di masa depan.
Menjadi seorang guru memang harus dijalani dengan ikhlas. Ternyata ada rahasia Tuhan di setiap perjalanan hidup manusia. Tidak ada hal yang tidak mungkin jika Tuhan berkehendak. Saya sangat bersyukur, Tuhan telah menakdirkan saya menjadi seorang guru. Dengan menjadi seorang guru, saya banyak belajar pengalaman hidup, belajar lebih sabar, belajar lebih ikhlas dan belajar untuk bisa memahami kekurangan diri sendiri dan orang lain. Saya yakin rekan – rekan guru lainnya pasti akan mendapatkan pengalaman seperti apa yang saya rasakan.
Saya sangat percaya bahwa pendidikan yang baik selalu dimulai dari pendidik yang baik pula. Good teacher, good education, good character, for a better world.
Tulisan yang menarik sebuah profesi yg lahir dari panggilan hati serta keikhlasan menerima dan mencintai mereka ( murid ) dengan tanpa syarat sebagai guru saya juga brprinsip buat murid jatuh cinta sama guru maka secara otomatis mereka akan nyaman dan terlindungi dlm setiap kondisi ….salam literasi